
Mewakili Kepala Bapperida Sulbar, Junda Maulana, hadir Kepala Bidang Perekonomian dan SDA, Muhammad Nur Dadjwi bersama jajaran perencana dan staf. Dalam paparannya, Muhammad Nur menegaskan pentingnya menjadikan pangan lokal sebagai fondasi dalam memperkuat ketahanan pangan daerah.
“Pangan lokal seperti sagu, ubi, jagung, dan hasil laut harus ditempatkan sebagai kunci kemandirian dan ketahanan pangan daerah. RAD-PGBPSDL menjadi instrumen penting untuk menyamakan persepsi pusat dan daerah agar implementasi kebijakan lebih efektif, terukur, dan berkelanjutan,” ujarnya.
Kegiatan ini juga menyoroti pentingnya penyusunan RAD-PGBPSDL 2025–2029 oleh setiap pemerintah daerah sebagai upaya menjawab tantangan nyata, termasuk meningkatnya angka ketidakcukupan konsumsi pangan (Prevalence of Undernourishment/PoU) di Sulbar tahun 2024.
Sebagai koordinator perencanaan daerah, Bapperida Sulbar memegang peran strategis dalam menyelaraskan dokumen RAD dengan RPJMD, Renstra OPD, dan kebijakan nasional, sekaligus memfasilitasi koordinasi lintas sektor.
“RAD-PGBPSDL akan kami kawal agar sejalan dengan visi pembangunan daerah, melibatkan OPD teknis, akademisi, dunia usaha, hingga organisasi profesi. Ini bukan sekadar dokumen, tapi komitmen bersama menghadirkan solusi nyata atas kerawanan pangan,” tambah Muhammad Nur.
Sementara itu, Kepala Bapperida Sulbar, Junda Maulana, menyampaikan komitmen penuh dalam menjadikan RAD-PGBPSDL sebagai instrumen utama untuk mendukung visi Gubernur Sulbar Suhardi Duka dan Wakil Gubernur Salim S Mengga dalam menciptakan daerah yang sehat, berdaya saing, dan berkelanjutan.
“Kami berharap Sulbar dapat lebih mandiri dalam pangan, dengan memperkuat potensi lokal sekaligus meningkatkan gizi masyarakat. Ini adalah bagian dari strategi besar membangun ketahanan pangan dan gizi yang tangguh dari desa hingga provinsi,” tegas Junda Maulana.
Kegiatan sosialisasi ini diikuti oleh perwakilan Bappeda/Bapperida, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Kesehatan, akademisi, dan perguruan tinggi dari seluruh provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia. Kegiatan ini juga memperkuat sinergi pusat-daerah dalam menyusun arah kebijakan pangan dan gizi ke depan, berbasis potensi sumber daya lokal masing-masing daerah.
Pangan lokal bukan hanya soal konsumsi, tapi soal kemandirian. Langkah Bapperida Sulbar dalam mendorong RAD-PGBPSDL 2025–2029 adalah bagian dari transformasi menuju ketahanan pangan yang berkelanjutan dan berbasis pada kekuatan dari dalam daerah sendiri. (*/wu)