DEDIKASIDIKBUDPAR

Siapa Bilang Depresi itu Tanda Kurang Iman? Ini Pandangan Islam yang Bikin Lega

×

Siapa Bilang Depresi itu Tanda Kurang Iman? Ini Pandangan Islam yang Bikin Lega

Sebarkan artikel ini
Sumber gambar: Pinterest.com, diakses pada 03 Mei 2025

Artinya, kesedihan, kecemasan, dan lelah jiwa adalah bagian dari fitrah manusia, bukan bentuk lemahnya iman. Bahkan Nabi pun merasakannya. Islam mengajarkan bagaimana menghadapinya, bukan mengingkarinya.

Self-Healing dalam Islam

  1. Dzikir dan Doa sebagai Terapi Jiwa : Dzikir merangsang bagian otak yang berkaitan dengan ketenangan. Penelitian dari Harvard menunjukkan bahwa aktivitas spiritual seperti meditasi dan doa dapat menurunkan kadar kortisol (hormon stres) (Brewer dkk, 2011).
  2. Shalat sebagai Mindfulness Islami : Shalat lima waktu bukan hanya ibadah, tapi juga jeda harian. Ia menyelaraskan ritme kehidupan dan memberi ruang untuk bernapas di tengah kesibukan.
  3. Tawakal : Melepaskan yang Tak Bisa Kita Kontrol : Burnout sering datang karena kita ingin mengontrol segalanya. Islam mengajarkan tawakal setelah usaha maksimal, hasilnya serahkan kepada Allah. Ini adalah bentuk emotional release yang sehat.
  4. Ruang Konsultasi dalam Islam : Di masa Rasulullah SAW, para sahabat datang untuk curhat, berkonsultasi, bahkan menangis. Tradisi ini sejalan dengan konseling modern. Dalam hadis, Nabi tidak menyalahkan perasaan sahabat, tapi mendengarkan dan memberi arahan dengan empati.
BACA JUGA:  Tani Merdeka: Kami adalah Mata dan Telinga Presiden untuk Persoalan Pertanian

Menghubungkan Iman dan Ilmu

Kesehatan mental bukanlah isu yang berdiri sendiri. Butuh sinergi antara iman, ilmu, psikologi dan support system yang sehat. Tidak masalah untuk:

  • Datang ke psikolog/psikiater
  • Minum obat jika dibutuhkan
  • Curhat ke orang yang dipercaya
  • Menangis dan mengakui kita sedang tidak baik-baik saja

Rasulullah bersabda:

Sesungguhnya Allah tidak menurunkan penyakit melainkan menurunkan juga obatnya.”

Kalau kamu sedang merasa hampa, lelah, atau tak tahu harus ke mana, ketahuilah bahwa Islam tidak pernah mengharamkan perasaan. Kita tidak seharusnya berpura-pura baik saat sebenarnya kita membutuhkan pertolongan. Menjadi kuat bukan berarti selalu bahagia. Tapi, berani mengakui luka, mencari jalan keluar, dan tetap berharap pada kasih sayang Allah yang tak pernah putus.

BACA JUGA:  Dukung Visi Sulbar Maju dan Sejahtera, Dinas Pariwisata Fokus pada Event Unggulan

Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.” – QS. Az-Zumar: 53

Referensi:

  1. World Health Organization. (2022). World Mental Health Report: Transforming mental health for all. https://www.who.int/publications/i/item/9789240049338
  2. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2018). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. https://www.litbang.kemkes.go.id/laporan-riset-kesehatan-dasar-riskesdas/
  3. UNICEF Indonesia. (2021). U-Report Poll on Mental Health Among Youth in Indonesia. https://indonesia.un.org/en/134004
  4. Shields, G. S., Sazma, M. A., & Yonelinas, A. P. (2016). The effects of acute stress on core executive functions: A meta-analysis and comparison with cortisol. Neuroscience & Biobehavioral Reviews, 68, 651–668. https://doi.org/10.1016/j.neubiorev.2016.06.038
  5. Brewer, J. A., et al. (2011). Mindfulness training for smoking cessation: Results from a randomized controlled trial. Drug and Alcohol Dependence, 119(1–2), 72–80. https://doi.org/10.1016/j.drugalcdep.2011.05.027
  6. Sahih al-Bukhari. Kitab al-Tibb (The Book of Medicine). Hadis nomor 5678.

Follow juga di Instagram https://www.instagram.com/andiftith?igsh=YXRvdG5iYXk0c2xi&utm_source=qr untuk konten lain seputar psikologi dan self-growth.