FOTOHEADLINE

Lemhannas Proyeksikan Persaingan Negara Besar Dominasi Geopolitik 2025

×

Lemhannas Proyeksikan Persaingan Negara Besar Dominasi Geopolitik 2025

Sebarkan artikel ini
Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI, Ace Hasan Syadzily dalam Jumpa Pers Refleksi dan Rilis Akhir Tahun 2024 dan Outlook 2025, di Kantor Lemhannas, Jakarta, Senin (23/12/2024), memproyeksikan bahwa pada tahun 2025, persaingan ekonomi dan politik antar negara besar akan terus mendominasi dinamika geopolitik global. Foto. (Humas Lemhannas RI)

JAKARTA – Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI memproyeksikan bahwa persaingan ekonomi dan politik antar negara-negara besar akan terus mewarnai dinamika geopolitik global pada 2025.

Proyeksi itu disampaikan oleh Gubernur Lemhannas, Ace Hasan Syadzily, dalam Jumpa Pers Refleksi dan Rilis Akhir Tahun 2024 dan Outlook 2025 di Kantor Lemhannas, Jakarta, Senin (23/12/2024).

BACA JUGA:  Sistem Akuntansi DPRD Sulbar Jadi Percontohan Bagi Sekretariat DPRD Kota Palu

Ace Hasan Syadzily mengungkapkan bahwa pergeseran dari sistem geopolitik unipolar yang didominasi Amerika Serikat menuju sistem multipolar akan semakin terasa di 2025. “Di tengah rivalitas antara negara-negara besar, kita menyaksikan persaingan kuat antara Amerika Serikat, Uni Eropa, Tiongkok, dan Rusia yang berpotensi memicu konflik di berbagai kawasan,” ujarnya.

Lemhannas menyoroti beberapa konflik dan ketegangan yang merupakan dampak langsung dari rivalitas kekuatan global, di antaranya konflik di Ukraina, konflik Palestina-Israel, ketegangan di Timur Tengah, dan ketegangan di Indo-Pasifik

BACA JUGA:  Terima Aksi Demonstrasi, Ketua Komisi I Janji Tindaklanjuti Aspirasi HMI Badko Sulbar

Menyikapi dinamika geopolitik yang semakin kompleks ini, Presiden Prabowo Subianto telah mengintensifkan kunjungan diplomasi ke sejumlah negara pada akhir tahun 2024, termasuk Cina, Amerika Serikat, Inggris, Peru, Brasil, dan Mesir.

Kunjungan itu bertujuan untuk memperkuat hubungan bilateral dengan negara-negara tersebut, berperan aktif dalam meredakan ketegangan global melalui diplomasi perdamaian dan mengukuhkan posisi Indonesia sebagai pemain global yang konstruktif.

BACA JUGA:  Darurat Nuklir di Banten: KLH Temukan Puluhan Titik Radiasi Aktif