Frankl menyarankan bahwa makna hidup bisa ditemukan melalui:
- Pencapaian: Melakukan pekerjaan atau aktivitas yang berarti.
- Pengalaman: Menikmati keindahan, cinta, atau seni.
- Sikap: Mengambil sikap positif terhadap penderitaan yang tak terhindarkan.
Misalnya, membantu teman yang sedang kesulitan atau mengekspresikan diri melalui seni bisa memberikan rasa makna.
Kekosongan eksistensial bukanlah akhir dari segalanya. Sebaliknya, itu bisa menjadi awal dari pencarian makna yang lebih dalam. Seperti kata Frankl, “Ketika kita tidak lagi mampu mengubah situasi, kita ditantang untuk mengubah diri kita sendiri.” Jadi, daripada terjebak dalam kehampaan, mari kita cari dan ciptakan makna dalam hidup kita.
Referensi:
- Frankl, V. E. (1946). Man’s Search for Meaning.
- Abood, M. H., & Ghbari, T. A. (2021). The Existential Vacuum and Its Relationship to Pessimism and Optimism among Undergraduate Students. Islamic Guidance and Counseling Journal.
- Verywell Mind. (2024). What to Know About Logotherapy.
Follow juga di Instagram https://www.instagram.com/andiftith?igsh=YXRvdG5iYXk0c2xi&utm_source=qr untuk konten lain seputar psikologi dan self-growth.