Perwakilan Dinas Kesehatan Sulbar Pardi, menekankan pentingnya pembangunan yang memperhitungkan risiko bencana.
“Tidak cukup hanya tanggap darurat. Pembangunan harus dirancang dengan memperhitungkan risiko bencana, sehingga tetap berlanjut meski daerah menghadapi kondisi darurat.”
Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Kesehatan Sulbar dr. Nursyamsi Rahim, menyambut baik keterlibatan stafnya dalam pelatihan ini. Menurutnya, peningkatan kapasitas ASN akan berdampak langsung pada ketahanan pembangunan daerah.
“Kami berharap ilmu yang diperoleh dapat diterapkan untuk memperkuat strategi mitigasi, sehingga pembangunan Sulbar tetap berkelanjutan, bahkan dalam situasi darurat,” ungkapnya.
Dengan pelatihan ini, ASN Sulbar diharapkan mampu menyusun dokumen rencana kontinjensi yang lebih terstruktur, terintegrasi, dan responsif, sehingga pemerintah daerah semakin siap dan profesional dalam menghadapi berbagai potensi bencana di masa depan. (*/wu)