Suhardi juga menyoroti tingginya integritas para leluhur Mandar yang dikenal menjunjung tinggi nilai siri’ (harga diri) dan moralitas dalam menjalankan kepemimpinan.
“Pada masa itu, tidak ada raja di Pitu Ulunna Salu dan Pitu Ulunna Babana Binanga yang dikenal korupsi, karena mereka berpegang pada moral dan etika yang tinggi,” tegasnya.
Menurutnya, kehadiran Taman Budaya Sulbar diharapkan menjadi ruang bertukar pikiran, diskusi, dan pembelajaran lintas generasi untuk menghidupkan kembali nilai-nilai etika, moral, dan integritas yang tertanam kuat dalam struktur budaya Mandar.
“Kehadiran saya malam ini menyaksikan beberapa Sakka Manarang para ahli yang piawai membuat senjata tradisional seperti badik dan pisau — menjadi pengingat betapa tingginya kearifan lokal kita,” ungkapnya.
Di akhir sambutannya, Gubernur Suhardi Duka menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya Pekan Budaya Daerah 2025 dan berharap kegiatan ini terus berlanjut sebagai wadah pelestarian budaya dan penguatan identitas masyarakat Mandar.
“Selamat dan sukses atas pelaksanaan Pekan Budaya Daerah. Mari terus menjaga dan menghidupkan warisan budaya sebagai kebanggaan Sulawesi Barat,” tandasnya. (*/MI)