Selain itu, tim juga melakukan pemeriksaan lapangan dan teknis pada lokasi pembibitan calon penangkar, yang menunjukkan antusias tinggi untuk berpartisipasi dalam program penyediaan bibit kakao sambung pucuk bagi kegiatan peremajaan tahun 2026.
“Kebutuhan benih kakao di tahun 2026 diperkirakan mencapai lebih dari dua juta bibit. Ini menjadi peluang besar bagi penangkar lokal untuk berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan tersebut,” ujar Fadlullah, Kepala UPTD BPSPMBP sekaligus Pengawas Peredaran Benih Perkebunan Sulbar.
Program identifikasi ini juga sejalan dengan misi Gubernur dan Wakil Gubernur Sulbar, Suhardi Duka dan Salim S. Mengga, dalam membangun infrastruktur hijau dan menjaga kelestarian lingkungan hidup. Upaya ini diharapkan mampu memperkuat posisi Sulbar sebagai salah satu daerah penghasil kakao unggulan di kawasan timur Indonesia. Selama kegiatan berlangsung, tim Disbun Sulbar melaksanakan beberapa agenda, di antaranya:
- Monitoring penyaluran benih serta identifikasi calon kebun sumber benih di Kabupaten Mamasa.
- Pemeriksaan lokasi calon penangkar di Desa Riso, Kecamatan Tapango, Polewali Mandar, dalam rangka penerbitan rekomendasi izin produksi benih.
- Pemeriksaan lokasi calon penangkar di Desa Ulidang, Majene, untuk penerbitan rekomendasi izin produksi benih kakao serta pemeriksaan calon kebun sumber benih.
“Kegiatan ini merupakan bentuk dukungan pemerintah terhadap masyarakat, terutama penangkar lokal, agar mampu memproduksi dan memanfaatkan benih sendiri untuk kebutuhan daerah,” tambah Fadlullah. (*/wu)