Majene – Dalam upaya menekan penularan penyakit kusta dan menghapus stigma sosial terhadap penderitanya, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat menggelar Sosialisasi Pemberian Kemoprofilaksis Kusta di Dapur Mandar Pamboang, Kabupaten Majene, 10/10/2025
Kegiatan ini merupakan bagian dari strategi preventif pemerintah provinsi dalam pengendalian penyakit menular dan mewujudkan masyarakat yang sehat serta berdaya. Hadir dalam kegiatan ini Ketua TP PKK Provinsi Sulbar, Harsinah Suhardi, serta Plt. Kepala Dinkes Provinsi Sulbar, Nursyamsi Rahim, bersama sejumlah tenaga kesehatan, kader PKK, dan perwakilan masyarakat.
Dalam sambutannya, Nursyamsi Rahim menegaskan pentingnya kemoprofilaksis sebagai salah satu metode efektif dalam memutus rantai penularan kusta sejak dini.
“Kusta bukan hanya persoalan kesehatan, tetapi juga persoalan sosial. Dengan kemoprofilaksis, kita ingin memastikan penularan bisa dihentikan sedini mungkin, sekaligus menghapus stigma di masyarakat,” ujar Nursyamsi.
Ia juga menekankan bahwa program ini merupakan bagian dari implementasi visi “Sulawesi Barat Maju dan Sejahtera” yang diusung Gubernur Sulbar Suhardi Duka dan Wakil Gubernur Salim S. Mengga, khususnya dalam pembangunan sumber daya manusia yang unggul dan berkarakter.
“Kita tidak hanya ingin masyarakat sehat secara fisik, tetapi juga kuat secara sosial, saling mendukung, dan bebas dari diskriminasi terhadap penderita kusta,” tegasnya.
Program kemoprofilaksis sendiri dipandang sebagai langkah penting dalam mencapai target eliminasi kusta tahun 2030, sesuai arah kebijakan nasional. Selain pemberian obat, sosialisasi ini juga bertujuan membangun pemahaman masyarakat tentang pentingnya hidup bersih, deteksi dini, dan pengobatan tanpa rasa takut atau malu.
Sementara itu, Ketua TP PKK Sulbar Harsinah Suhardi menyampaikan bahwa PKK siap bersinergi dengan Dinkes dalam memperluas edukasi dan pendampingan keluarga, terutama di tingkat desa dan lingkungan terkecil.
“PKK siap menjadi mitra strategis Dinas Kesehatan dalam menyebarkan edukasi, mendampingi keluarga, dan memastikan masyarakat memahami pentingnya deteksi dini serta pencegahan kusta,” ujarnya.
Ia juga mengajak para kader dan masyarakat untuk aktif melaporkan jika menemukan gejala kusta di lingkungan sekitar, agar segera mendapat penanganan dari petugas kesehatan.
Melalui kegiatan ini, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat menegaskan kembali komitmennya dalam membangun sistem kesehatan yang inklusif, responsif, dan partisipatif, menuju Sulawesi Barat bebas kusta tahun 2030. (*/wu)