Selain itu, pembahasan juga mencakup rencana pengembangan industri hilir dan investasi sawit, termasuk pembangunan pabrik pengolahan minyak sawit di kawasan industri Belang-belang, Kecamatan Kalukku, dengan luas lahan sekitar ±600 hektare. Rencana ini diharapkan mampu memberikan nilai tambah ekonomi yang signifikan dibandingkan hanya menjual hasil panen mentah.
“Untuk mengoptimalkan potensi ini, diperlukan pembinaan terhadap sawit rakyat melalui pendataan yang akurat serta penguatan tata kelola lahan yang mendukung investasi berkelanjutan,” jelas Darwis.
Dalam arahannya, Gubernur juga meminta dilakukan pemetaan ulang wilayah perkebunan potensial dengan estimasi kebutuhan lahan sekitar kurang lebih 110 hektare, termasuk 20 hektare di antaranya yang dikelola langsung oleh masyarakat sekitar.
Karena keterbatasan fiskal daerah, pendanaan proyek strategis ini akan diusulkan melalui Danantara (Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara) – lembaga pengelola investasi pemerintah dan BUMN untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Sebagai tindak lanjut, sejumlah perangkat daerah menerima penugasan strategis:
- Dinas Kehutanan: melakukan pemetaan dan perhitungan wilayah potensial;
- Dinas Perkebunan: menyiapkan regulasi dan narasi teknis pengembangan;
- Dinas PUPR: meninjau kesesuaian draft RTRW dengan hasil pemetaan terbaru;
- Biro Ekbang: menyusun proposal lengkap dengan surat pengantar Gubernur;
- Bapperida Sulbar: mengawal perencanaan dan pengendalian pelaksanaan program.
Rapat tersebut turut dihadiri oleh Asisten Bidang Pembangunan, serta para Kepala Dinas terkait seperti Dinas Kehutanan, Dinas Perkebunan, Dinas ESDM, dan Dinas PUPR Provinsi Sulbar, bersama para pejabat administrator. Turut mendampingi Sekretaris Bapperida, Kabid Informasi dan Wilayah Bapperida Sulbar. (*/wu
