Adapun tiga fokus utama penelitian yang akan dilakukan di Sulawesi Barat meliputi:
- Solusi ekonomi sirkular untuk meningkatkan keberlanjutan dan produktivitas budidaya serta pengolahan rumput laut.
- Emisi Net Zero di fasilitas kesehatan, terutama di wilayah pesisir.
- Krisis iklim dan kesehatan yang berdampak pada masyarakat pesisir.
Dalam kesempatan yang sama, Dr. Eugene Sebastian menegaskan bahwa PAIR akan memusatkan riset pada isu perubahan iklim dan masyarakat pesisir di wilayah Sulawesi.
Sementara itu, Direktur Program PAIR Indonesia Hasnawati Saleh, menilai kolaborasi ini penting untuk memastikan penelitian dapat menghasilkan kebijakan yang solutif.
“Kesejahteraan masyarakat menjadi prioritas utama. Penelitian ini akan menjadi ruang bermitra untuk menghadirkan solusi dan rekomendasi kebijakan yang konkret,” tegasnya.
Program PAIR dijalankan dengan prinsip place-based research atau riset berbasis tempat, yang melibatkan 6 provinsi, 24 mitra strategis, 19 universitas, dan 95 peneliti lintas disiplin ilmu.
Pertemuan ini turut dihadiri oleh Ketua LPPM Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof. Suharman Hamzah, Ketua LPPM Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) Muhammad Nasir Badu, peneliti Unsulbar Dr. Nur Indah Sari Arbit, serta sejumlah pejabat fungsional di lingkungan Bapperida Sulbar.
Dengan adanya kolaborasi riset ini, Bapperida Sulbar berharap hasil penelitian bersama PAIR dapat menjadi landasan ilmiah dalam pengambilan kebijakan pembangunan daerah yang berkelanjutan dan berbasis pengetahuan. (*/wu)